Deloo.id, Jakarta – Aksi duo asal Bandung, Vanda dan Nafa, sukses mencuri perhatian di ajang Tennis Pink Tober 2025 yang digelar di Tennis Bulungan Court, Jakarta Selatan.
Bernaung di bawah tim Jaya’s Bandung, pasangan ini tampil penuh percaya diri menghadapi tim Srikandi Mahoni 2 dalam laga yang berlangsung seru dan penuh warna.
Ajang bertema ‘Breast Cancer Awareness Month Early Detection Saves Lives’ ini diselenggarakan oleh DE Sport, bekerja sama dengan Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI), IHC RSPP, Jusraga, dan Sportsmoment.id.
Vanda dan Nafa bukan sekadar datang untuk bertanding. Mereka datang dari Bandung dengan target menjadi juara sekaligus berpartisipasi dalam gerakan kepedulian terhadap kanker payudara.
“Kami ingin ikut menyebarkan semangat hidup sehat dan peduli terhadap sesama lewat olahraga. Pink Tober ini bukan cuma turnamen, tapi juga wadah solidaritas,” ujar Vanda usai laga, Sabtu (25/10/2025).
Selain mereka, skuad Jaya’s Bandung juga diperkuat oleh Yashinta, Endang, Jeany, dan Anna. Enam srikandi tenis ini tampil penuh semangat dan menjadi salah satu sorotan turnamen yang diikuti 50 peserta lintas generasi dari Jakarta dan Jabodetabek.
Sebelum pertandingan dimulai, Vanda tampil impresif dalam sesi pra-laga ‘target practice’, di mana para pemain ditantang memasukkan bola ke dalam keranjang dari berbagai jarak.
Ketepatan pukulan Vanda membuatnya disebut-sebut memiliki akurasi tinggi.
“Kuncinya latihan dan fokus. Saya terbiasa menarget arah bola dengan presisi tinggi. Tapi di pertandingan, yang utama adalah menjaga mental dan kesabaran,” ujar Vanda dengan senyum percaya diri.
Di lapangan, Vanda berperan sebagai eksekutor depan pemain yang bertugas menekan lawan dengan pukulan cepat dan agresif. Keberadaannya menjadi momok bagi lawan, termasuk bagi pasangan dari Srikandi Mahoni 2.
Sementara Nafa yang bermain di lini belakang mengaku sangat terbantu dengan permainan cepat dan presisi Vanda.
Mereka berdua telah sering turun di berbagai turnamen tenis sosial di Jakarta, Bandung, dan Bogor membuat chemistry di antara keduanya begitu kuat.
“Kami sudah sering main bareng, jadi tahu pola masing-masing. Strateginya sederhana: tenang, sabar, dan baca arah bola lawan,” ungkap Vanda.
Vanda juga menuturkan, meski tekstur lapangan sedikit licin dan pantulan bola lebih cepat dari biasanya, hal itu tak menjadi kendala berarti bagi timnya.
“Selama fokus dan tetap positif, semua bisa dikendalikan,” tambahnya.
Selain berkompetisi, Nafa mengaku mendapat pengalaman baru dari sisi edukasi tentang pencegahan kanker payudara serta kesempatan berinteraksi dengan para penyintas yang turut hadir dalam kegiatan ini.
“Buat saya ini pengalaman berharga. Kami dapat ilmu tentang deteksi dini dan bisa langsung mendengar kisah perjuangan para survivor. Sangat menginspirasi,” katanya. (SAR)

 
							










