Deloo.id, Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyentil keras pernyataan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa soal harga asli LPG 3 kilogram (kg) yang dinilai salah kaprah.
Dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Selasa (30/9), Purbaya sempat menyebut harga asli LPG 3 kg berada di angka Rp 42.750 per tabung dengan subsidi Rp 30.000, sehingga masyarakat hanya perlu membayar Rp 12.750. Namun, Bahlil tegas membantah data tersebut.
“Itu mungkin Menkeunya salah baca data. Biasalah, ya mungkin butuh penyesuaian. Saya kira beliau belum dikasih masukan yang baik oleh dirjennya atau timnya,” ujar Bahlil dengan nada menohok, di Kantor BPH Migas, Jakarta Selatan, kemarin.
Bahlil menekankan, perdebatan soal LPG tidak bisa hanya mengandalkan angka di atas kertas. Menurutnya, data yang benar harus ditopang kajian teknis dari Kementerian ESDM agar tidak menyesatkan publik.
Selain itu, ia juga menyinggung rencana integrasi subsidi LPG ke dalam Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) yang tengah digodok Badan Pusat Statistik (BPS). Namun, ia menegaskan bahwa sistem tersebut masih dalam tahap pematangan dan belum final.
“Menyangkut subsidi lewat satu data itu masih proses. BPS sedang bekerja sama dengan tim di ESDM. Jadi mungkin Pak Menkeu memang belum baca data yang terbaru,” lanjutnya.
Pernyataan Bahlil ini sontak menjadi sorotan, karena menyiratkan adanya disharmoni data antar kementerian strategis. Publik kini menunggu, apakah pemerintah bisa segera menyatukan persepsi agar kebijakan energi terutama LPG subsidi tidak memicu kebingungan di lapisan masyarakat.
LPG 3 kg, si ‘melon hijau’ rakyat kecil, kembali jadi arena panas adu argumen pejabat tinggi negeri ini. Akankah kebenaran data segera terungkap, atau justru memicu polemik baru? (Rdn)

 
							










