Eiger Adventure Land Siap Kembalikan Puncak Jadi ‘Surga Hijau’

Deloo.id, Bogor – Setelah berbulan-bulan terhenti akibat sanksi lingkungan, 18 destinasi wisata, termasuk Eiger Adventure Land (EAL), Puncak, Bogor akhirnya segera kembali beroperasi.

“Dalam waktu tidak lama lagi, tinggal menunggu administrasi selesai. Segel-segel akan segera dicabut, mudah-mudahan Selasa depan sudah beres,” ujar Anggota DPR RI Mulyadi beberapa waktu lalu.

Ia bahkan mengusulkan, hari pencabutan segel ditetapkan sebagai ‘Hari Puncak Hijau’, sebagai simbol kebangkitan wisata ramah lingkungan di tanah sejuk Puncak.

Deputi Bidang Penegakan Hukum Lingkungan Hidup Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Irjen Pol Rizal Irawan mencabut sanksi administratif berupa paksaan pemerintah terhadap objek wisata di atas lahan Hak Guna Usaha (HGU) PT Perkebunan Nusantara I Regional 2.

Rizal menegaskan pencabutan sanksi bukan berarti lepas tanggung jawab. Para pengusaha wajib melaksanakan restorasi dan pemulihan lingkungan, termasuk menanam pohon, membangun embung, dan mengembalikan fungsi resapan air.

“Roh dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 adalah restorasi. Pengusaha diberi kesempatan memperbaiki dan memulihkan alam,” tegas Rizal.

Langkah ini sejalan dengan prinsip green economy yang menyeimbangkan keberlanjutan ekonomi dan ekologi.

Sementara Bupati Bogor Rudy Susmanto menilai keputusan KLH ini sebagai angin segar bagi ribuan warga yang sempat kehilangan pekerjaan. Namun, investasi tidak boleh mengorbankan kelestarian.

“Karyawan Eiger Adventure Land yang sempat mengibarkan bendera putih, kini kembali punya harapan. Tapi saya titip pesan, jika sudah diberi kesempatan, jangan abaikan tanggung jawab terhadap lingkungan,” Rudy menuturkan.

Pemkab Bogor berjanji akan mengawasi ketat seluruh proses pemulihan agar keseimbangan alam tetap terjaga.

Direktur Utama PT Eiger Ekowisata Nusantara, Imanuel ‘Nunu’ Wirajaya, mengungkapkan pencabutan sanksi bukan hanya kabar baik secara administratif, tapi juga kesempatan emas membangun ekowisata berkelanjutan yang menjadi teladan nasional.

“Mencintai alam bukan sekadar slogan. Ini panggilan dan tanggung jawab kami. Kami ingin membangun wisata alam yang memberi manfaat bagi lingkungan dan masyarakat sekitar,” tutur Nunu.

Dengan kembalinya 18 destinasi wisata beroperasi, ekonomi warga Puncak kembali menggeliat. Namun, di balik kegembiraan ini, terselip komitmen bersama: alam tetap harus jadi prioritas.

Kolaborasi antara pemerintah, pengusaha, dan masyarakat ini diharapkan menjadikan Puncak bukan sekadar tujuan wisata, tetapi ikon harmoni antara manusia dan alam. (RDN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *