Deloo.id, Jakarta – Program Siskamling Terpadu, implementasi dari Jaga Jakarta+ gagasan Kapolda Metro Jaya sebagai kekuatan besar menyerang balik potensi kriminalitas melalui pendekatan preventif strike.
Kapolres Tangerang Selatan AKBP Victor D.H Inkiriwang mengumumkan capaian mencengangkan yang membuat jajaran Forkopimda dan masyarakat takjub.
328 Pos Siskamling Hidup 24 Jam, 11.970 Aksi Pengamanan Dilakukan
Selama periode 12 September–14 November 2025, Siskamling Terpadu telah menjelma menjadi ‘mesin keamanan rakyat’.
Bergerak melalui empat pilar Polri, Pemda, TNI, dan masyarakat program ini mencatat 328 poskamling aktif, 11.970 kegiatan asistensi, pendampingan, dan patroli.
Kehadiran Polres–Polsek, Pemda Tangsel dan Kabupaten Tangerang, Kodim 0506, hingga tokoh masyarakat
“Kolaborasi empat pilar ini menjadi kekuatan yang membuat kejahatan tidak punya ruang untuk bernapas,” tegas Kapolres Victor.
Kegemparan di Tangsel Tawuran Gagal Meletus, Pelaku Dibekuk, Kasus-kasus Dimentahkan
Selama dua bulan, Siskamling Terpadu sukses mencatat 19 aksi besar, termasuk 10 aksi pencegahan kejahatan melibatkan 5 tersangka tawuran diproses hukum, dan 26 remaja dibina sebelum terjun ke tindak pidana.
Sebuah catatan penting aksi tawuran yang biasanya menghantui warga berhasil diredam sebelum meledak. Lalu 8 pelaku kejahatan dipiting langsung dari lapangan.
Pelaku curanmor, pencurian HP, hingga pencurian kotak amal tak berkutik ketika poskamling terpadu sigap melakukan tindakan awal sambil menunggu petugas kepolisian.
Problem solving masyarakat peran Pamapta Polres Tangsel menjadi mediator aktif dalam penyelesaian konflik membuktikan bahwa keamanan bukan hanya soal menangkap pelaku, tetapi merajut kembali ketertiban sosial.
Kapolres menegaskan bahwa kinerja ini adalah bukti nyata preventif strike. “Kami bukan hanya menunggu kejahatan datang. Kami menutup ruang geraknya bahkan sebelum muncul,” ia menuturkan.
Pengungkapan 12 Kasus 3C Senjata Api, Samurai, Celurit, dan Air Keras Disita
Tidak berhenti di Siskamling Terpadu, Polres Tangsel dan jajaran Polsek mengumumkan pengungkapan 12 kasus 3C (curas, curat, curanmor) sepanjang Oktober 2025.
Kasus paling menonjol yakni curanmor bersenjata api rakitan di Legok, Kabupaten Tangerang. Barang Bukti yang tersita 1 pistol rakitan jenis revolver, 5 peluru 4 magnet kunci 8 kunci letter T, 1 sajam corbek, 9 celurit, 4 samurai, 5 botol air keras, 13 motor curian, 6 HP, uang tunai Rp 500 ribu, dan total tersangka 16 orang.
Data itu menggemparkan warga karena membuktikan bahwa jejaring kriminal bersenjata pun berhasil dipatahkan.
Walikota Tangsel: ‘Ini Bukti Semangat Kolektif, Kami Bangga!’
Walikota Tangerang Selatan Benyamin Davnie memuji keberhasilan kepolisian dan masyarakat.
Ia menegaskan bahwa keamanan bukan hanya tugas aparat, tetapi tanggung jawab bersama seluruh unsur daerah.
“Keberhasilan ini lahir dari kolaborasi dan kepedulian warga. Tangsel aman karena kita bergerak bersama,” ujarnya.
Kapolres Victor menutup konferensi pers dengan pesan kuat Polres Tangsel akan terus memperkuat Siskamling Terpadu sebagai garda terdepan keamanan, meningkatkan asistensi, serta memperluas kolaborasi lintas instansi.
Dengan semangat gotong royong, Tangsel kini menjadi contoh bagaimana sebuah kota bisa berubah menjadi wilayah aman, tertib, dan nyaris bebas kejahatan melalui kekuatan kebersamaan.
Akhir kata Tangsel Tunjukkan Bahwa Kriminalitas Bisa Dikalahkan Jika Warga dan Aparat Menjadi Satu Pasukan
Siskamling Terpadu bukan hanya program—tetapi gerakan besar yang mengubah wajah keamanan Tangerang Selatan.
Dari pencegahan tawuran hingga pengungkapan pistol rakitan, Tangsel membuktikan bahwa kolaborasi empat pilar bisa memukul mundur ancaman kriminal sebelum berkembang. (RDN)












