Deloo.id, Jakarta – Suasana di XXI Epicentrum meledak dengan nuansa mistis, sensasi legenda, dan aura gelap saat Come And See Pictures membuka tirai prematur film yang dinanti, Legenda Kelam Malin Kundang.
Senin (17/11/2025) menjadi hari monumental bagi jagat perfilman Indonesia. Para insan media dari berbagai outlet berkumpul untuk menyaksikan preview perdana sekaligus mendengar langsung visi di balik layar dari tim kreatif dan bintang-bintang besar.
Majelis Kreator: Raja Mitos dan Penguasa Layar
Di barisan ‘senjata tajam kreatif’, hadir sosok-sosok legendaris Joko Anwar sebagai produser & penulis, terkenal dengan narasi gelap dan twist yang mengguncang. Tia Hasibuan memegang komando sebagai produser yang menjanjikan kualitas epik.
Sutradara jenius Kevin Rahardjo bersama Rafki Hidayat (sutradara & penulis) membawa perspektif klasik dan modern secara harmonis.
Aline Djayasukmana, penulis naskah, yang menulis ulang kisah Malin Kundang dengan sentuhan intensitas emosional.
Ical Tanjung, I.C.S, sebagai penata sinematografi, yang memastikan estetika gelap-legenda terpancar melalui setiap frame.
Para Penghuni Legenda di Layar Besar
Barisan aktor dan aktris papan atas menyempurnakan pesona film ini meliputi Rio Dewanto, Faradina Mufti, Vonny Anggraini, Jordan Omar, Nova Eliza, Gambit Saifullah, Tony Merle.
Mereka bukan hanya sekadar berakting mereka menjadi perwujudan mitos yang penuh kutukan dan keindahan kelam.
Agenda yang Memuncak: Dari Press Screening hingga Doorstop
Acara dimulai dengan registrasi media antara 12.00–13.00, diikuti oleh sesi press screening selama dua jam (13.00–15.00) di XXI Epicentrum yang dipenuhi rasa penasaran dan kegugupan.
Tak lama kemudian, konferensi pers berlangsung dari 15.00 hingga 16.00, di mana tim kreatif dan pemeran berbagi kisah di balik layar, inspirasi, dan tantangan menghidupkan legenda Malin Kundang yang ‘kelam’.
Sebagai penutup, sesi doorstop dari 16.00 sampai 16.30 membuka kesempatan jumpa singkat dengan media momen langka untuk menyentuh aura mistis proyek ini.
Pernyataan Mengejutkan dari Joko Anwar
Dalam konferensi pers, Joko Anwar menyampaikan legenda ini tidak hanya cerita rakyat. Ini adalah potret gelap manusia dan kutukan moral yang melekat kuat. “Saya ingin penonton merasakan duka, keberanian, sekaligus kemarahan dalam tiap adegan,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa ‘Legenda Kelam Malin Kundang’ bukan sekadar hiburan, tetapi panggilan untuk mempertanyakan apa yang terjadi jika karma dan mitos menyatu.
Efek Sinematik dan Visual yang ‘Membius’
Penata sinematografi Ical Tanjung membeberkan rahasia sinema gelapnya.
“Kami menggunakan pencahayaan rendah, bayangan tajam, dan warna desaturasi untuk menciptakan suasana menekan. Kamera akan berbicara seperti bisikan legenda itu sendiri,” Ical menuturkan.
Dengan barisan kreator visionary dan cast kuat, ‘Legenda Kelam Malin Kundang’ diprediksi akan menjadi titik balik perfilman legenda Indonesia.
Acara press screening ini bukan hanya mengenalkan film, tapi menjadi deklarasi bahwa mitos tradisional bisa dihidupkan ulang secara megah, gelap, dan relevan dengan generasi masa kini. (RDN)












