Polri Kerahkan Pasukan Elit dalam Penanggulan Bencana di Sumut

Deloo.id, Jakarta – Dalam hitungan hari, 20 kejadian alam sekaligus mengguncang enam kabupaten/kota, menghasilkan kerusakan masif dan korban jiwa.

Di tengah situasi yang mencekam itu, Polri mengerahkan kekuatan penuh dari tingkat wilayah hingga pasukan elite Brimob untuk menyelamatkan setiap nyawa yang terancam.

Tanah longsor, banjir, hingga pohon tumbang menghajar Tapanuli Tengah, Mandailing Natal, Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, Kota Sibolga, dan Nias.

Total 19 warga menjadi korban di antaranya 10 meninggal, 3 luka-luka, dan 6 lainnya masih hilang. Dampaknya meluas 2.393 kepala keluarga terdampak, 445 warga terpaksa mengungsi, dan sejumlah akses vital lumpuh tertutup material longsor.

Kota Sibolga Paling Parah, Tapanuli Tengah dan Mandailing Natal Kritis

Kota Sibolga menjadi episentrum kehancuran. Enam titik longsor merenggut 5 nyawa, melukai 3 warga, dan membuat 4 orang hilang. Sedikitnya 17 rumah rusak parah.

Di Tapanuli Tengah, longsor pukul 07.00 WIB menimbun satu rumah dan menewaskan empat warga. Banjir yang berlangsung hampir sepekan melahap permukiman, berdampak pada 1.902 KK dan membuat 45 warga mengungsi.

Mandailing Natal tak kalah genting. Longsor menutup Jembatan Aek Inumon II dan memutus akses antarwilayah. Di Muara Batang Gadis, 400 warga terpaksa mengungsi akibat banjir yang merendam 470 rumah.

Polri Bergerak Tanpa Menunggu Waktu: Evakuasi, SAR, dan Pembukaan Jalan

Begitu laporan pertama masuk, Polri langsung tancap gas. Tim segera melakukan TPTKP, mengevakuasi warga dengan peralatan seadanya sambil menembus hujan deras, serta mengamankan jalur yang nyaris tak bisa dilalui.

Pencarian terhadap 6 korban hilang diperkuat dengan kolaborasi penuh: BPBD, Basarnas, TNI, Brimob, relawan, dan masyarakat lokal.

Untuk menembus rute ekstrem, Polda Sumut menggelar operasi besar-besaran. Karo Ops Polda Sumut, Kombes Pol Victor Togi Tambunan, meluncurkan 4 SSK Satbrimob untuk misi kemanusiaan ini.

Jalan Lintas Padang Sidempuan–Tarutung: 1 SST Yon C Por dipimpin IPDA Slamet mengevakuasi warga sambil menunggu alat berat.

Adapun di Tapanuli Tengah, IPDA Erwinsyah S memimpin 1 SST yang diterjunkan ke Desa Parsalakan, lokasi jalan putus total.

Lalu di Batangtoru, IPDA Marbun dan pasukannya bersiaga di Batujomba untuk membuka badan jalan yang tertutup material tebal.

Kemudian Sibolga, 1 SST Kompi 2 Yon B Por sempat tertunda karena harus melakukan evakuasi korban kecelakaan lalu lintas di tengah perjalanan.sebuah bukti respons cepat yang tak mengenal jeda.

Penguatan terus digelontorkan. Unit Makoyon B Por Tebing Tinggi, Yon A Por Medan, hingga Kompi 4 Yon C bergerak paralel menuju wilayah terdampak longsor dan banjir. Dukungan logistik dan medis juga dikirimkan berlapis.

Malam hari, saat sebagian wilayah masih diguyur hujan deras, Polri kembali mengirim armada bantuan 1 SST Samapta, 2 Tim Dokkes, dan 1 Tim Bidang Teknologi Informasi (Bid TI).

Mereka ditugaskan memperkuat layanan kesehatan, komunikasi, evakuasi, dan pendataan korban di Tapanuli Tengah. Esok paginya, dua SST tambahan dijadwalkan diberangkatkan untuk memperluas radius penanganan.

Karo Penmas Divhumas Polri Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko menegaskan bahwa operasi ini merupakan pengejawantahan nyata Transformasi Polri yang berorientasi pada kecepatan, responsivitas, dan kehadiran langsung di tengah rakyat.

“Polri akan terus hadir dan bekerja tanpa henti untuk membantu saudara-saudara kita yang terdampak. Keselamatan dan kemanusiaan adalah prioritas utama. Setiap perkembangan akan kami sampaikan secara terbuka,” tegasnya.

Hingga kini, seluruh kekuatan Polri tetap disiagakan. Operasi kemanusiaan terbesar di penghujung 2025 ini masih berlangsung dan semakin diperkuat seiring dinamika cuaca ekstrem yang memicu potensi bencana susulan.

Dengan segala sumber daya yang digerakkan, Polri memastikan tak ada wilayah yang dibiarkan tanpa penanganan. (RDN).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *